Minggu, 13 Agustus 2017

Cerita Seks Mahasiswi Bercinta Dengan Adik Temannya Yang Masih SMA

Namaku Dinda, 23 tahun. Tinggiku 165 cm, kulitku putih dan badanku langsing. Payudaraku sekal, rambutku panjang sepunggung. Aku kuliah semester VI di Universitas di kota B. Aku punya teman cewek namanya Aini. Pernah aku ketika pulang kuliah, aku mampir ke rumah Aini. Ketika aku masuk rumah, aku ketemu adiknya, dia cowok. Adik temanku ganteng, putih, badannya atletis dan lebih tinggi dari aku sekitar 170-175cm, kalau bicara sopan lembut, dia kelas 2 SMA umur 16 tahun. Namanya Reno.

Sabtu, 12 Agustus 2017

Kisah Seks Cewek SMA dengan Cowok SMP di Gudang Kosong

Sebelum baca cerita pengalamanku, aku ingin kasih tau tentang profil ku. Namaku Rina, 24 tahun. Tinggiku 175 cm, badanku langsing. Aku mempunyai kulit putih mulus, dada dan pantatku sekal, proposional sesuai dengam tubuhku yang langsing. Rambutku pendek sebahu. Mataku tidak terlalu sipit dan memakai kaca mata. Itulah tentang diriku, dan inilah cerita seks ku yang pertama kali. Kejadiannya pada saat aku kelas 3 SMA, waktu itu aku berumur 18 tahun. Waktu itu, entah kenapa aku bisa bercinta sama cowok yang lebih muda dariku. Saat itu dia masih SMP kelas 2, berumur 15 tahun. Dan berikut adalah ceritanya.


Pada suatu pagi, sekitar pukul 09:30, sekolahku pulang lebih awal karena ada kegiatan rapat guru. Aku yang sedang suntuk pergi jalan-jalan ke sebuah hutan cagar alam kecil di sebelah utara kota. Saat itu aku pakai seragam OSIS ketat dan agak tipis, jadi BH Hitamku agak terlihat kalau ada orang yang mau memperhatikan. Tapi aku tutupi pakai cardigan warna hitam. Aku juga paki rok abu-abu ketat, kalau aku duduk pahaku yang putih mulus akan terlihat sedikit, dan di kakiku paki kaos kaki tinggi di bawah lutut serta sepatu model vantovel. Begitu sampai, aku menyusuri jalan setapak masuk hutan yang sekarang sedang sepi karena memang bukan hari libur. Terasa sangat sejuk menikmati rerimbunan pohon pinus di hutan cagar alam itu.
Ketika sedang berjalan menikmati kesunyian dan kesejukan hutan, aku bertemu dengan seorang cowok SMP sedang duduk disebuah bangku dibawah sebuah rumah kayu yang memang disediakan untuk beristirahat. Kemudian aku berjalan kesana karena aku juga ingin beristirahat. Aku lihat anak SMP tampak melamun, mungkin dia sedang membolos sekolah. Kemudian aku menyapa anakitu yang sedang duduk termangu.
“Hai, sedang apa kamu..?” sapaku lembut dan dia tampak kaget karena kehadiranku.
Anak SMP itu kaget lalu dengan cepat menoleh kearahku. Tampak wajahnya lumayan ganteng berkulit putih, dengan hidung lumayan mancung.
“Ha.. haloo.. ngagetin aja ihh..” katanya dengan gugup.

“lagi ngapain?” tanyaku.
Aku melihat tubuhnya, cukup tinggi seperti pemain basket untuk seorang anak SMP. Tubuhnya lumayan berisi. Dadanya terlihat bidang dari postur tubuhnya yang oke menurut aku.
“lagi duduk aja, kak.” Jawabnya sopan.
“tapi kamu kayak ngelamun, ngelamunin apa?” tanyaku lagi.
Kemudian aku mendekat hingga disampingnya. Anak SMP itu memandangku, lalu tersenyum manis. Aku pun ikut tersenyum.

“kenalan dong, aku Rina.” Kataku sambil mengulurkan tanganku.
Anak SMP itu tersenyum dan menyambutnya.
“Aku Toni, salam kenal” jawabnya ramah.
Tangannya yang bersentuhan dengan tanganku terasa sangat kencang dan kuat. Aku sedikit deg-degan merasakannya.

“kenapa kamu disini sendirian? Bolos yaa…” tanyaku. Anak SMP itu menoleh dan menjawab pertanyaanku.
“iya kak, aku membolos… Jenuh aku di sekolah..” katanya dengan nada tegas.
“emang kenapa? punya masalah sama teman atau putus cinta?” tanyaku.
“nggak sih kak… cuma sekarang ada PR, dan aku belum buat… gurunya galak lagi…suka main pukul..” jawab anak SMP itu.

“kenapa nggak pulang aja…” kataku.
“nggak ah kak, rumahku jauh. Di rumah juga nggak ada orang…” jawabnya.
“oh, begitu. Ya sudah nongkrong di sini aja sama kakak..” kataku memancing.
Anak SMP itu hanya tersenyum sambil menatap wajahku.

“Kak Rina, mau gak, jalan-jalan ke dalem hutan? biar nggak bosan di sini…” katanya.
"nggak mau ah…nanti aku mau diapa-apain, lagi…” jawabku bercanda, sambil tersenyum genit.
“enggak kok… ayo ikut.." katanya sambil berdiri.

“iya, ayo kalau mau kesana.” Jawabku sambil bergegas.
“tapi janji gak diapa-apain yah.” Jawabku lagi.
“nggak kok, ntar kita santai-santai aja" jawabnya.
Akhirnya kami pun berjalan menyusuri jalan setapak sambil bercakap-cakap dan menikmati keindahan hutan.

Beberapa lama, setelah kami berada semakin masuk kedalam hutan, tiba-tiba hujan, untungnya kami menemukan sebuah tempat beristirahat. Sebuah gudang besar 3x3 meter sekedar untuk berteduh jika ada hujan. Kami berlari kecil menuju tempat itu dan berteduh di tempat itu.
“berteduh sama istirahat dulu, capek..” kataku.
“iya kak.” jawabnya sambil duduk disampingku.
“kak Rina, ayo kita senang-senang di sini” katanya genit.
“gak mau ah.. mau senang-senang gimana?” kataku.
Dia semakin medekatkan duduknya pada tubuhku.
“Kak Rina, kamu cantik, imut lagi.. aku mau sama kamu..” bisiknya ketelingaku.

Pelan-pelan dia meraih tangan kananku yang halus, lalu diremas dan dibelai. Anak itu menatapku, namun aku diam saja. Tampak nafasnya begitu kencang seperti bernafsu. Segera aku menarik tanganku dan memalingkan tubuhku agak membelakanginya, karena tatapan nafsunya bertemu dengan tatapanku, pelan-pelan dia memeluku dari belakang. Aku sedikit berontak karena ulahnya.
“jangan Toni... Aku nggak mau..” kataku sambil sedikit berontak.
“nggak apa-apa kak Rina, kita santai-santai aja…” bisiknya ke telingaku.
Kemudian dia mendaratkan ciumannya di pipi kananku. Aku menjadi tegang, mungkin karena tidak pernah dipeluk sama dicium cowok. Sepertinya penisnya sudah ereksi dibalik celana SMP nya yang dari tadi menempel di pantatku karena dia sudah duduk menkangkang dibelakangku. Dia menggenggam tangan kiriku dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya memelukku, sementara bibirnya mulai menciumi pipi dan telingaku.

“Ohh..sstt” desisku karena menahan nikmat.
Dia palingkan wajahku sehingga dia mudah mencium bibirku, pelan saja dan anak SMP itu mulai mencumbuku dengan mesra. Dipermainkan lidahnya dengan lidahku, dan dia mulai memutar pelan-pelan tubuhku sampai menghadap tubuhnya yang kekar (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat dia peluk mesra tubuhku dengan erat, kedua tangannya mengelus-elus dan meremas lembut punggungku dan kedua pantatku. pelukan dan remasannya begitu lembut dan kuat dan juga menggairahkan. Sampai-sampai aku pasrah dibuatnya.

Pelan- pelan sambil terus menciumiku yang sudah pasrah, dia membuka ritsleting celananya dan mengeluarkan penis besarnya. Aku tertegun melihat penisnya. Dia langsung membimbing tanganku untuk mengelus- elus dan mengurut seluruh bagian penisnya. Dia nampak menikmati penisnya dibelai dan diurut oleh tangan halusku. Kemudian dia menyandarkan tubuhku pelan-pelan ke didinding gudang istirahat itu, bibirnya semakin bergerilya di seluruh permukaan wajahku.


“Ohh, sst..” desahku, yang semakin membuatnya semakin bernafsu.
Dengan bibirnya yang tetap aktif, tangan kanannya mulai menelusuri badanku, dielus-elus pundakku, lalu turun ke dada kananku, menyusup kebalik cardiganku, meremas buah dadaku yang sekal. Dirabanya pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, membuat tubuhku mulai menggeliat. Buah dadaku terasa tegang dan kencang, semakin diperlama remasannya, dengan sekali- kali diraba perutku. Tangannya terasa mulai membuka satu- persatu kancing seragam OSIS ketatku, dan menyusup masuk didalam, mengelus perutku yang rata dan membuatku kegelian. Tangannya yang masih di dalam seragamku, mulai naik kedadaku dan meremas kedua gunung kembarku, jarinya diselipkan di bra hitamku agar menjangkau putingku untuk dipermainkannya. Aku mulai medesah, “Sst.. ahh.. ohh”

Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasannya, maka tangannya segera melepaskan semua kancing seragamku dan kemudian kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu. Seragamku disingkapkan kesamping, sementara Bh hitamku disingkap keatas, menampakkan keindahan dadaku, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras karena terangsang. Toni mulai beraksi dengan menjulurkan lidahnya. Dijilati, disedot- sedot, dicubit, dan dipelintir kecil kedua putingku olehnya.
Aku mulai meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirnya di kedua dadaku. Gairahnya semakin meninggi melihat aku yang terengah-engah dirangsang dengan seragam yang sudah tersingkap memperlihatkan buah dadaku yang putih ranum menggunung. Tubuhku yang putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahku memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh membuatnya semakin bernafsu.
Diciumi bibirku lagi, dengan kedua tangannya yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadaku. Nafas kami menderu menyatu, mendesah. Perlawananku  tadi sudah tidak terasa lagi. Untunglah hutan itu sepi, sehingga desahanku yang semakin keras tidak membuat kami takut ketahuan. Disingkapnya baju seragamku lagi, sehingga tidak menutupi dadaku, lalu diciumi dan dijilati badanku, mulai dari pundak, turun ke dadaku. Toni sengaja menjilati bongkahan dadaku berlama-lama tanpa menyentuh putingku, dipermainkannya lidahnya disekitar putingku.
Ditempelkan tiba-tiba lidahnya ke puting kananku dan digetarkan cepat, tangan kirinya mencubit-cubit puting kiri, aku semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat. Tangan kanannya terasa mulai merayap ke pahaku, yang masih tertutup rok abu- abu ketatku, dielus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahaku. Tangannya merayap ke pangkal paha, menyingkapkan rok abu-abu ketatku keatas sehingga celana dalam warna hitamku terlihat. Dengan satu jarinya, digesek-gesek memekku yang sudah basah. Kedua kakiku yang putih mulus langsung merapat menahan geli.
Tangannya mengelus pahaku dan membukanya, menjalar ke kemaluanku, lalu semua jarinya mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluanku. “Ah udah Toni... uhh hmm.. aduuhh.. enakk..”, aku menggeliat sambil meremas pundaknya erat.
Dilumatnya bibirku, tangannya mulai menyusup menguak CD hitamku, meraba memekku. Aku semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang- gelinjang birahi.
Tak lama kemudian aku mendesis panjang dan melejang-lejang. Aku menggigit bibir bawahku sambil mataku terkatup erat, kurasakan memekku berdenyut-denyut. Aku lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jarinya, karena aku tidak pernah terangsang seperti ini, lalu dijilati jari Toni sampai kering. “Kamu jahat Toni, katanya Kak Rina gak akan diapa-apain..” kataku sambil memeluknya erat.
“tapi Kak Rina suka kan.. enak kan..” bisiknya semakin bernafsu.

Toni lalu menucium bibirku lembut, dibimbing lagi tanganku untuk meremas dan mengurut penisnya. Gantian Toni yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisinya kini berdiri didepanku, diturunkan celana OSIS birunya dan dia minta aku untuk terus memijat penisnya. “mau digimanain nih?”, tanyaku sambil tetap mengelus-elus batang kejantanannya.
Terlihat disekitar ujung penisnya sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.
“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim” kata Toni.
Aku timang-timang penisnya, dengan malu-malu lalu aku jilati penisnya, ekspresi wajahnya seperti anak kecil. Dengan pelan-pelan aku mulai memasukkan penisnya ke mulutku dan
“Ahh Kak Rina, jangan kena gigi, sakit sayang?”
“Hmm, ho oh”, aku mengiyakan sambil tetap mengulum penisnya.

“Yess..” desah Toni menahan nikmat, aku semakin cepat menggerakan maju mundur kepalaku.
“Toni, bolanya juga?” tanyaku lagi sambil menyentuh zakarnya.
“Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”. Aku menjilati dan menghisap zakarnya, setiap jengkal kemaluannya tidak luput dari jilatanku, hingga kemaluannya basah kuyup.
“Ahh..ohh..yes..” desah Toni dengan semakin menekan-nekan kepalaku.
Dimasukkannya penisnya pelan-pelan ke mulutku yang mungil sampai menyentuh tenggorokanku, penisnya aku kulum-kulum, divariasikan permainan lidahku dan membuat Toni semakin menggeliat. Terkadang aku juga menjilati lubang kencingnya, diujung kepala penis, sehingga membuat Toni hampir melompat menahan nikmat dan geli yang mendadak. Dilanjutkannya lagi kocokan ke penisnya dengan mulutku. Pelan-pelan dibelai kepalaku dan toni mengikuti permainan lidahku, digoyangkan pantatnya searah. Toni tampak menikmati permainan bibir dan lidahku, aku sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok. Akhirnya, badan Toni mulai mengejang,
“Kak Rina, aku mau keluar.. ohh ahh..” dan sengaja aku percepat kocokan penisnya dengan tanganku.
Croott crot crot creet.. air maninya berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahku, sebagian lagi meluber di tanganku dan penisnya. Aku sampai terkejut melihat pemandangan itu. “iih… keluar banyak banget..” kataku.
“Kak Rina.. Bersihin dengan cara jilatin .. biar bersih... Hehe”
Lalu, dengan pelan-pelan aku menjilat air maninya yang meluber di penisnya.
“Asin dan gurih, enak juga ya”, kataku sambil menelan semua spermanya sampai habis bersih.
Yang menyembur diwajahku, aku ratakan sehingga wajahku terasa basah karena air spermanya. Toni semakin terangsang melihat aku melakukan hal itu. Tanpa membuang waktu lagi, Toni segera kembali mendorong badanku agar bersandar di dinding gudang itu. Bibirku yang indah dengan lipgloss itu dilumat nya dengan penuh birahi. Aku mulai mendesah dan menggeliat menahan birahi.
Diremas-remas dadaku yang sudah menunggu dari tadi untuk dinikmatinya lagi. Diraba-raba lagi memekku, pinggangku menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yang demikian hebat sampai aku merapatkan pahaku. Kembali disingkapkannya rok abu-abuku sampai ke perut, setelah tadi sempat turun lagi, sengaja Toni tidak mempelorotkan CD ku yang berwarna hitam berenda, karena dia ingin melihat pemandangan indah dulu. Lalu Toni berlutut didepan selangkanganku. Kakiku dibukanya diiringi desahan tertahanku.
Tangan kiriku menutup mulutku berusaha menahan nafsu birahi yang tak tertahankan. Tangan kananku ada dipundaknya, aku tidak tau kenapa aku tidak berusaha menahan ketika Toni maju dan mulai menjilati kedua pahaku dari bawah sampai ke pangkalnya. Dijilat sekitar pangkal pahaku tanpa mengenai memekku, yang membuat aku semakin kelojotan.
Dipelorotkan CD ku pelan-pelan sambil menikmati aroma khas memekku, lalu Toni menjilat CD bagian dalam yang membungkus kemaluanku. Sesaat Toni terpesona melihat memekku, bulunya yang tertata rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil. memekku yang masih suci ini semakin membuat nafsu birahi Toni bergelora, lidahnya mulai bergerilya lagi.


Pertama Toni menjilati bulu-bulu halusnya, membuat aku merintih lagi. Titik lemahku ada di memekku, begitu aku menggerakkan pantatku, dengan antusias lidahnya menari bergerak bebas di dalam memekku yang sempit. Begitu sampai di klitorisnya, langsung Toni kulum tanpa ampun.
“Akhh.. sstt.. ampuun… aduuhh.. enaaak.. stt” racau aku yang masih perawan sambil menggeleng-geleng kepalaku menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidah Toni.
Dengan gerakan halus, diusap-usap klitorisku dan membuatku semakin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di memekku. Toni tau aku akan klimaks lagi, makin dipercepat permainan lidahnya. Sambil tangan kiriku semakin menutup mulutku semakin erat, aku menjerit sambil badanku meregang. Mengalirlah dengan deras cairan cintaku itu. Toni jilati semua cairan yang ada sampai memekku mengkilap bersih. Beberapa saat, Toni biarkan aku istirahat sambil tersengal-sengal mengatur nafas terduduk lemah di lantai gudang itu, sambil bersandar didinding.
Toni duduk disebelahku lalu dia memelukku erat dengan mesra, dikecupnya kening, dan kedua pipiku. Sambil memandangku, wajahnya tersenyum. Aku menunduk malu setelah mengalami orgasme, baru kali ini aku melakukannya, dengan cowok yang lebih muda dariku. Aku baru kali ini merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas di sekujur tubuhku. Setelah nafasku mulai normal, Toni menciumi bibirku dengan lembut. “Nikmat sekali kan, Kak Rina? Ingin lagi? Masih kuat kan?” katanya dengan mencium bibirku lagi.
Aku hanya diam sambil memalingkan wajahku, namun entah kenapa aku merasakan tidak ada penolakan dari tubuhku. Toni palingkan lagi wajahku sampai menghadap wajahnya dan dicium lama bibirku dengan lembut. Pelan-pelan Toni kembali memposisikan tubuhku dihadapannya. penisnya tepat berada didepan memekku. Toni melepaskan celana dalamku yang seksi, lalu lambat-lambat dimajukan pinggulnya, menggesekan penisnya ke memekku. “Oh..hmm..” Aku kembali mendesah bergairah, pasrah disetubuhi ditengah hutan yang sunyi itu.
Baju seragam SMA ku sudah tersingkap. Aku sudah pasrah disetubuhi oleh Toni.
Toni melumat bibirku dengan penuh nafsu, tangannya bergerak ke bawah dan menggenggam penisnya, semakin intens menggesek-gesekkan penisnya ke memekku, membuat aku semakin menggelinjang karena rangsangan dari Toni. Sembari melumat bibirku, tangan kiri Toni turun mengusap payudaraku dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin putingku. Kemudian gantian punggungku diusa dengan usapan Mirgan sampai aku merasa kegelian.
“Ohh.. Tonii sayaaang.. auughh.. gelii… Nikmat Toni..!!”
tangan kananku mencengkeram erat pundak kirinya sementara secara refleks tangan kiriku mulai ikut meremas-remas buah dada kiriku. kakiku membuka lebar melingkar dipinggangnya. Aku menatapnya sayu, aku telah dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahi, nafasku mulai memburu. Aku memejamkan matanya, desahan dam rintihanku semakin keras ketika Toni menciumi kening dan pipiku. Tonini menjilati dan menggigiti daun telingaku. “Kak Rina sayang, tahan yaa.. Toni akan kasih kenikmatan buatmu.. tapi awalnya bakal sakit sedikit.. tapi kalo dah kebiasa pasti enak kok..”kata Toni yang akan merenggut keperawananku.
“mmhh… pelan yah Toni.. Aku takut..” desahku, namun tanpa penolakan karena aku sudah pasrah 100%. Toni kemudian mengangkat sedikit pantatku, untuk memberi posisi nyaman pada persetubuhan ini. Toni pegangi kedua belah pahaku dan semakin dibuka kakiku lebar-lebar, sehingga terrlihatlah belahan memekku dihiasi rambut tipis. “Aahh..”, aku melenguh panjang, badanku goyang kekanan kekiri, kemudian Toni memberikan rangsangan tambahan.
Toni menjilati pusar dan perutku, lalu ke paha dan betisku. Toni menggigit dekat pangkal pahaku sampai memberkas merah.
“Sayaaang.. Kamu.. Oh.., sudah.. Kak Rina nggak tahan..”.
Toni menatap wajahku dengan tatapan menenangkan. Aku menatapnya sayu pasrah. Aku menggigit bibir bawahku berusaha menahan birahi dan mempersiapkan diri untuk disetubuhinya. Susah payah Toni memasukkan penisnya yang sudah keras dan besar ke memekku yang becek, dan.. Blesshh.. “Ouuhh.. Ohh..”.
Toni mulai memasukan penisnya ke liang memekku pelan-pelan. Toni tampak kesulit an sekali memasukan penisnya ke liang memekku saking rapatnya. Aku sampai berteriak,
“Ahhh… sakiiittt Toniii!” Toni yang tidak peduli karena sudah terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan-pelan.
Aku membalas dengan menjambak rambutnya. Toni terus melakukan genjotan terhadap memekku. “Ahhhh… sakittt Toni...”, Toni mulai mempercepatkan gerakan maju-mundur. Aku sampai berteriak lagi “Ahhhhhhhh”. Toni mengeluarkan penisnyadari memekku dan langsung keluarlah darah segar mengalir dari memekku turun ke pahaku, dan membasahi lantai gudang tempat kami bercinta. Setelah beristirahat beberapa helaan nafas, kembali Toni menekan pantatnya perlahan dan dengan pelan dan teknik maju mundur yang membuat aku semakin kelojotan, akhirnya masuklah semua penisnya ke dalam memekku yang masih sempit. “Aahh.. Toni Sayaang.. aduh.. sakit tapi enaakk.. aduuhh.. lagii..” aku meracau dan mendesah mulai keenakan. memekku mulai terbiasa dihujam penisnya.
Aku menaikan pantatku dan Toni menekan lagi pelan-pelan, terus berlangsung beberapa lama, semakin lama semakin cepat.
“aduuhh Toni... Kak Rina mau enak lagiihh..” kataku memekik.
Toni semakin kencang mengocok memekku dengan penisnya. Aku diam sejenak sambil memegang lengannya.
“Sudah keluar lagi Kak Rina?” Tanya Toni
“Sebentar lagi.. Ohh..” jawabku. Secara tiba-tiba Toni menggerakkan pantatnya maju mundur agak memutar dengan cepat. Aku mulai kelojotan sambil melejang-lejang nikmat.
“Ah..”. Aku meremas remas payudaraku dan menggigit jariku sendiri dan mataku terpejam.
Jepitan kakiku di pinggangnya menguat. Aku merasakan memekku gadis berdenyut-denyut. Aku memeluk Toni dan mencium bibirnya,
“An.. Toni sayaaang.. Aku.. Hggkk.., Ahh.. Nikmatt..” aku mulaibergerak liar.
Toni menekan penisnya dalam-dalam dan kurasakan denyutan di dinding memekku serta dasar rahimku. Toni menekan tubuhku didinding dengan tubuhnya. Aku masih terus mengejang dan menggelinjang karena mendapat orgasme keduaku. Lalu Toni biarkan penisnya terendam dalam cairan memekku. Aku mendesah dan merintih penuh kenikmatan. Kami diam sejenak. Toni memberikan kesempatan kepadaku untuk beristirahat dan mengatur nafasku. Mataku masih tertutup menikmati orgasmeku. Sejenak Toni merangsang memekku dengan gerakan pada otot kemaluannya. Aku mendesah dan membuka mataku. Aku kemudia mengkalungkan kedua tanganku pada lehernya. “Kak Rina sayang.. sekarang giliran Toni yaa..” kata Toni berbisik. Aku hanya bisa mengangguk.
Masih tersisa orgasmeku, dengan tubuh yang masih bergetar-getar. Toni menggerakkan lagi pantatnya maju mundur dan memutar. Perlahan-lahan dan semakin lama semakin cepat. Gairahku mulai bangkit lagi, aku pun mengimbangi gerakan Toni perlahan-lahan. Setelah beberapa saat kemudian gerakanku juga semakin cepat. Toni menarik pantatnya sampai tinggal kepala penisnya saja yang menyentuh bibir memekku, dengan gerakan cepat dan bertenaga Toni menghempaskan lagi ke bawah membuat badanku terguncang. Toni merapatkan pahaku, kemudian kakinya menjepit kedua kakiku. Toni menurunkan tempo permainan sambil beristirahat sejenak. Sesaat kemudian Toni kembalikan pada tempo semula. Toni hanya menarik turunkan penisnya sampai setengahnya saja.

“Sayang.. Aku mau keluar..”. Kata Toni
“Tunggu.. Kita barengan sayang..”
Toni mengangkangkan kakiku kembali. Kedua betisku dijepit di ketiaknya.
“Toni sayang...”. Tubuhku menegang.
“Kak Rina aku juga.. Mau.. Ohh..”.
“Ahh.. Nikmatt”. Kata Toni
Aku merasakan semburan cairan memekku bertambah banyak, ujung penis Toni kurasakan berdenyut-denyut.
“Sayang.. Oh.. nih Toni kasih pejuh… nikmatin
sayaannghhh..”
Dan kemudian.. Crot.. Crot.. Crot.. Toni menumpahkan spermanya di dalam memekku sampai menetes-netes keluar.
“Tahan sebentar.. Ahh..”.
Aku pun mendapatkan orgasmeku setelah berusaha sesaat sebelum penisnya berhenti menyemprotkan pelurunya. Toni menekankan lagi penisnya, denyutan pada otot-otot kemaluan kami saling memberikan kenikmatan ekstra. Toni kemudian berguling ke samping. Kami berpelukan dengan badan bersimbah keringat. Seragam kami basah karena keringat kami berdua. Sungguh nikmat bercinta dengan cowok SMP. Setelah beristirahat beberapa saat, kami segera membenahi baju kami dan keluar dari hutan. Kembali Toni mengecup mesra kening dan bibirku, aku membalasnya dengan memeluknya mesra seperti pasangan kekasih. Kami melakukan french kiss lumayan lama.


Toni kemudian mengantarku pulang kos-kosanku karena jam sudah menunjukkan pukul 2 siang dan Toni meminta nomor Hpku. Aku memberikannya siapa tau aku kangen ingin bercinta lagi dengan Toni.

Kamis, 10 Agustus 2017

Kakakku ML Sama Brondong

Cerita ini berawal dari memergoki orang bercinta. Apalagi kalau orang itu adalah kakak perempuanku  sendiri. Namun demikianlah yang terjadi. Tanpa sengaja aku melihat permainan ranjang antara kakakku dengan seorang anak SMA kelas 2. Peristiwa yang tak terduga itu membuatku kaget namun entah kenapa aku justru menonton adegan seks kakakku sampai akhir. Aku adalah cowok berumur 15 tahun sementara kakakku berusia 23 tahun. Orangnya cukup cantik serta bodinya cukup langsing dan sekal, tingginya 170 cm. Bra-nya berukuran 34B. Kulitnya putih mulus, rambutnya panjang sepunggung. Kakakku termasuk orang yang suka menonjolkan tubuhnya yang sexy, apalagi kalau di rumah. Ketika di rumah, dia suka pakai tanktop dan celana hot pants pendek dan tipis. Aku kadang sampai nafsu melihatnya. Dan ketika keluar rumah atau kuliah, dia juga memakai pakaian yang lumayan ketat, sehingga banyak cowok yang terpana karena melihat penampilan kakakku yang sexy. Aku kadang membayangkan kakakku sampai diperkosa orang lain karena penampilannya yang menggairahkan.